Monday, July 1, 2013

Cina Rayakan Kembalinya Patung Perunggu Langka

The bronze rabbit's head on display at Christie's auction house in February 2009. Chinese Internet users celebrated the return of two rare bronze animal heads looted by European powers more than a century ago, underlining continued popular demands to redress what state-approved history books call colonial "humiliation"Para pengguna internet di Cina merayakan kembalinya dua patung langka kepala hewan berbahan perunggu yang dicuri Eropa lebih dari satu abad silam. Hal ini dilakukan setelah munculnya tuntutan yang sudah berlangsung lama.

Miliarder asal Prancis Francois-Henri Pinault pada Jumat mengembalikan kedua patung perunggu tersebut, satu berbentuk kelinci dan satunya lagi berbentuk tikus, setelah sebelumnya dicuri dari Old Summer Palace (Istana Musim Panas Kuno) di Beijing pada akhir Perang Candu Kedua.

Patung-patung perunggu tersebut menjadi sorotan pada tahun 2009, ketika seorang warga Cina menawar 14 juta euro (setara Rp181,43 miliar) untuk masing-masing patung dalam sebuah lelang, namun menolak membayar karena artefak tersebut adalah bagian warisan pusaka Cina yang dirampas secara ilegal.

Peristiwa pengembalian patung-patung ini menjadi hal membanggakan bagi kelompok nasionalis Cina, yang sebagian besar memandang abad ke-19 — periode ketika pasukan asing menguasai sebagian besar wilayah Cina — sebagai periode penghinaan yang masih perlu diluruskan.

Partai Komunis Cina sudah lama mendapat dukungan publik karena menampilkan diri mereka sebagai pemulih kedaulatan dan kebanggaan bangsa Cina setelah zaman penjajahan. Presiden Cina saat ini Xi Jinping memiliki sentimen yang serupa dengan menjanjikan “kebangkitan bangsa Cina.”

“Warisan budaya Cina hilang di beberapa negara lain, sebesar atau sekecil apa pun nilainya, kami mendukung agar warisan tersebut dipulangkan,” ujar salah seorang pengguna jejaring Weibo (yang menyerupai Twitter).

“Merupakan hal yang membahagiakan bila warisan budaya ini sudah kembali ke Cina,” tulis pengguna Weibo lainnya.

Pinault menyatakan, ia memperoleh kedua patung perunggu tersebut dari Pierre Berge, kekasih mendiang perancang busana asal Prancis, Yves Saint Laurent.

Ia menyerahkan kedua patung tersebut ke Cina pada Jumat pekan lalu dalam sebuah upacara yang digelar di National Museum of China di Tiananmen Square.

Beberapa pihak mengatakan, upacara di museum nasional itu belum cukup untuk membayar ketidakadilan yang diterima bangsa Cina pada masa lalu.

“Kedua patung perunggu ini memang milik kami sejak awal jadi sudah tentu harus dikembalikan. Sangat memalukan bila kini patung ini seolah-olah disumbangkan,” tulis pengguna Sina Weibo lainnya.

Beberapa pihak menyerukan dikembalikannya ratusan benda-benda bersejarah Cina lainnya yang hilang selama abad ke-19, namun belum bisa ditelusuri keberadaannya oleh pemerintah.

“Selamat datang di Museum Nasional!” tulis salah satu pengguna Weibo. “Bagaimana dengan benda-benda peninggalan bersejarah lainnya, apakah Anda bisa menyumbangkan semuanya ke Cina?”

0 comments:

Post a Comment

 

breaking Copyright © 2011 -- Template created by O Pregador -- Powered by Blogger